Minggu, 31 Oktober 2010

MACAPAT (Maca papat-papat)

Macapat adalah tembang atau puisi tradisional Jawa. Setiap bait macapat mempunyai baris kalimat yang disebut gatra, dan setiap gatra mempunyai sejumlah suku kata (guru wilangan) tertentu, dan berakhir pada bunyi sanjak akhir yang disebut guru lagu. Macapat dengan nama lain juga bisa ditemukan dalam kebudayaan Bali, Sasak, Madura, dan Sunda. Selain itu macapat juga pernah ditemukan di Palembang dan Banjarmasin.Biasanya macapat diartikan sebagai maca papat-papat (membaca empat-empat), yaitu maksudnya cara membaca terjalin tiap empat suku kata.Namun ini bukan satu-satunya arti, penafsiran lainnya ada pula.Macapat diperkirakan muncul pada akhir Majapahit dan dimulainya pengaruh Walisanga, namun hal ini hanya bisa dikatakan untuk situasi di Jawa Tengah. Sebab di Jawa Timur dan Bali macapat telah dikenal sebelum datangnya Islam.

Karya-karya kesusastraan klasik Jawa dari masa Mataram Baru, pada umumnya ditulis menggunakan metrum macapat.. Sebuah tulisan dalam bentuk prosa atau gancaran pada umumnya tidak dianggap sebagai hasil karya sastra namun hanya semacam 'daftar isi' saja.Beberapa contoh karya sastra Jawa yang ditulis dalam tembang macapat termasuk Serat Wedhatama, Serat Wulangreh, dan Serat Kalatidha.

Puisi tradisional Jawa atau tembang biasanya dibagi menjadi tiga kategori: tembang cilik, tembang tengahan dan tembang gedhé.Macapat digolongkan kepada kepada kategori tembang cilik dan juga tembang tengahan, sementara tembang gedhé berdasarkan kakawin atau puisi tradisional Jawa Kuna, namun dalam penggunaannya di masa Mataram Baru, tidak diterapkan perbedaan antara suku kata panjang ataupun pendek.Di sisi lain tembang tengahan juga bisa merujuk kepada kidung, puisi tradisional dalam bahasa Jawa Pertengahan.

Kalau dibandingkan dengan kakawin, aturan-aturan dalam macapat berbeda dan lebih mudah diterapkan menggunakan bahasa Jawa karena berbeda dengan kakawin yang didasarkan pada bahasa Sanskerta, dalam macapat perbedaan antara suku kata panjang dan pendek diabaikan.

Etimologi

Pada umumnya macapat diartikan sebagai maca papat-papat (membaca empat-empat), yaitu maksudnya cara membaca terjalin tiap empat suku kata.Namun ini bukan satu-satunya arti, penafsiran lainnya ada pula.Seorang pakar Sastra Jawa, Arps menguraikan beberapa arti-arti lainnya di dalam bukunya Tembang in two traditions.

Selain yang telah disebut di atas ini, arti lainnya ialah bahwa -pat merujuk kepada jumlah tanda diakritis (sandhangan) dalam aksara Jawa yang relevan dalam penembangan macapat.

Kemudian menurut Serat Mardawalagu, yang dikarang oleh Ranggawarsita, macapat merupakan singkatan dari frasa maca-pat-lagu yang artinya ialah "melagukan nada keempat".Selain maca-pat-lagu, masih ada lagi maca-sa-lagu, maca-ro-lagu dan maca-tri-lagu.Konon maca-sa termasuk kategori tertua dan diciptakan oleh para Dewa dan diturunkan kepada pandita Walmiki dan diperbanyak oleh sang pujangga istana Yogiswara dari Kediri.Ternyata ini termasuk kategori yang sekarang disebut dengan nama tembang gedhé.Maca-ro termasuk tipe tembang gedhé di mana jumlah bait per pupuh bisa kurang dari empat sementara jumlah sukukata dalam setiap bait tidak selalu sama dan diciptakan oleh Yogiswara.Maca-tri atau kategori yang ketiga adalah tembang tengahan yang konon diciptakan oleh Resi Wiratmaka, pandita istana Janggala dan disempurnakan oleh Pangeran Panji Inokartapati dan saudaranya.Dan akhirnya, macapat atau tembang cilik diciptakan oleh Sunan Benang dan diturunkan kepada semua wali.

Sejarah macapat

Secara umum diperkirakan bahwa macapat muncul pada akhir masa Majapahit dan dimulainya pengaruh Walisanga, namun hal ini hanya bisa dikatakan untuk situasi di Jawa Tengah.Sebab di Jawa Timur dan Bali macapat telah dikenal sebelum datangnya Islam.Sebagai contoh ada sebuah teks dari Bali atau Jawa Timur yang dikenal dengan judul Kidung Ranggalawé dikatakan telah selesai ditulis pada tahun 1334 Masehi.Namun di sisi lain, tarikh ini disangsikan karena karya ini hanya dikenal versinya yang lebih mutakhir dan semua naskah yang memuat teks ini berasal dari Bali.

Sementara itu mengenai usia macapat, terutama hubungannya dengan kakawin, mana yang lebih tua, terdapat dua pendapat yang berbeda. Prijohoetomo berpendapat bahwa macapat merupakan turunan kakawin dengan tembang gedhé sebagai perantara.Pendapat ini disangkal oleh Poerbatjaraka dan Zoetmulder. Menurut kedua pakar ini macapat sebagai metrum puisi asli Jawa lebih tua usianya daripada kakawin. Maka macapat baru muncul setelah pengaruh India semakin pudar.

Struktur macapat

Sebuah karya sastra macapat biasany dibagi menjadi beberapa pupuh, sementara setiap pupuh dibagi menjadi beberapa pada.Setiap pupuh menggunakan metrum yang sama. Metrum ini biasanya tergantung kepada watak isi teks yang diceritakan.

Jumlah pada per pupuh berbeda-beda, tergantung terhadap jumlah teks yang digunakan.Sementara setiap pada dibagi lagi menjadi larik atau gatra.Sementara setiap larik atau gatra ini dibagi lagi menjadi suku kata atau wanda.Setiap gatra jadi memiliki jumlah suku kata yang tetap dan berakhir dengan sebuah vokal yang sama pula.

Aturan mengenai penggunaan jumlah suku kata ini diberi nama guru wilangan.Sementara aturan pemakaian vokal akhir setiap larik atau gatra diberi nama guru lagu.
Jenis metrum macapat

Jumlah metrum baku macapat ada limabelas buah. Lalu metrum-metrum ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tembang cilik, tembang tengahan dan tembang gedhé. Kategori tembang cilik memuat sembilan metrum, tembang tengahan enam metrum dan tembang gedhé satu metrum.

Contoh penggunaan metrum macapat

Di bawah ini disajikan contoh-contoh penggunaan setiap metrum macapat dalam bahasa Jawa beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Dijelaskan pula tokoh penciptanya menurut legenda dan watak setiap metrum

Dhandhanggula

Dhandhanggula adalah sebuah metrum yang memiliki watak luwes. Metrum ini diatribusikan kepada Sunan Kalijaga.

Contoh (Serat Jayalengkara):
Bahasa Jawa Bahasa Indonesia
Prajêng Medhang Kamulan winarni, Diceritakan mengenai kerajaan Medhang Kamulan,
narèndrâdi Sri Jayalengkara, ketika sang raja agung Sri Jayalengkara
kang jumeneng nrepatiné, yang bertahta sebagai raja
ambek santa budy alus, memiliki pikiran tenang dan berbudi halus
nata dibya putus ing niti, raja utama pandai dalam ilmu politik
asih ing wadya tantra, mengasihi para bala tentara
paramartêng wadu, sayang terhadap para wanita
widagdêng mring kasudiran, teguh terhadap jiwa kepahlawanan
sida sedya putus ing agal lan alit, berhasil dalam berkarya secara lahiriah maupun batiniah
tan kènger ing aksara. tidak terpengaruh sihir.

Maskumambang
Sinom

pangéran Panggung saksana,
anyangking daluwang mangsi,
dènira manjing dahana,
alungguh sajroning geni,
éca sarwi nenulis,
ing jero pawaka murub.

Asmaradana
Kinanthi

Metrum Kinanthi ini memiliki watak gandrung dan piwulang. Metrum ini konon diciptakan oleh Sultan Adi Erucakra.

Contoh (Serat Rama gubahan Yasadipura):

Anoman malumpat sampun,
praptêng witing nagasari,
mulat mangandhap katingal,
wanodyâyu kuru aking,
gelung rusak awor kisma,
ingkang iga-iga kêksi.

Pangkur
Durma
[Mijil
Pocung
Jurudemung
Wirangrong
Balabak
Gambuh
Megatruh
Girisa

Kawruh Tembang Jawa (Macapat)

1. Maskumambang :
Gambarake jabang bayi sing isih ono kandhutane ibune, sing durung kawruhan lanang utawa wadhon, Mas ateges durung weruh lanang utawa wadhon, kumambang ateges uripe ngambang nyang kandhutane ibune.

2. Mijil :
ateges wis lair lan jelas priya utawa wanita.

3. Kinanthi
saka tembung kanthi utawa tuntun kang ateges dituntun supaya bisa mlaku ngambah panguripan ing alam ndonya.

4. Sinom
tegese kanoman, minangka kalodhangan sing paling penting kanggone remaja supaya bisa ngangsu kawruh sak akeh-akehe.

5. Asmaradana
tegese rasa tresna, tresna marang liyan ( priya lan wanita lan kosok baline ) kang kabeh mau wis dadi kodrat Ilahi.

6. Gambuh
saka tembung jumbuh / sarujuk kang ateges yen wis jumbuh / sarujuk njur digathukake antarane priya lan wanita sing padha nduweni rasa tresna mau, ing pangangkah supaya bisaa urip bebrayan.

7. Dandanggula
Nggambarake uripe wong kang lagi seneng-senenge, apa kang digayuh biso kasembadan. Kelakon duwe sisihan / keluarga, duwe anak, urip cukup kanggo sak kaluarga. Mula kuwi wong kang lagi bungah / bombong atine, bisa diarani lagu ndandanggula.

8. Durma
Saka tembung darma / weweh. Wong yen wis rumangsa kacukupan uripe, banjur tuwuh rasa welas asih marang kadang mitra liyane kang lagi nandhang kacintrakan, mula banjur tuwuh rasa kepengin darma / weweh marang sapadha - padha. Kabeh mau disengkuyung uga saka piwulange agama lan watak sosiale manungsa.

9. Pangkur
Saka tembung mungkur kang ateges nyingkiri hawa nepsu angkara murka. Kang dipikir tansah kepingin weweh marang sapadha - padha.

10.Megatruh
Saka tembung megat roh utawa pegat rohe / nyawane, awit wis titi wancine katimbalan marak sowan mring Sing Maha Kuwasa.

11.Pocung / Pucung
Yen wis dadi layon / mayit banjur dibungkus mori putih utawa dipocong sak durunge dikubur.

" Bahasa Jawa ",

Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa terutama di beberapa bagian Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah & Jawa Timur di Indonesia.

Penyebaran Bahasa Jawa

Penduduk Jawa yang berpindah ke Malaysia turut membawa bahasa dan kebudayaan Jawa ke Malaysia, sehingga terdapat kawasan pemukiman mereka yang dikenal dengan nama kampung Jawa, padang Jawa. Di samping itu, masyarakat pengguna Bahasa Jawa juga tersebar di berbagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kawasan-kawasan luar Jawa yang didominasi etnis Jawa atau dalam persentase yang cukup signifikan adalah : Lampung (61,9%), Sumatra Utara (32,6%), Jambi (27,6%), Sumatera Selatan (27%). Khusus masyarakat Jawa di Sumatra Utara, mereka merupakan keturunan para kuli kontrak yang dipekerjakan di berbagai wilayah perkebunan tembakau, khususnya di wilayah Deli sehingga kerap disebut sebagai Jawa Deli atau Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Sedangkan masyarakat Jawa di daerah lain disebarkan melalui program transmigrasi yang diselenggarakan semenjak zaman penjajahan Belanda.

Selain di kawasan Nusantara, masyarakat Jawa juga ditemukan dalam jumlah besar di Suriname, yang mencapai 15% dari penduduk secara keseluruhan, kemudian di Kaledonia Baru bahkan sampai kawasan Aruba dan Curacao serta Belanda. Sebagian kecil bahkan menyebar ke wilayah Guyana Perancis dan Venezuela. Pengiriman tenaga kerja ke Korea, Hong Kong, serta beberapa negara Timur Tengah juga memperluas wilayah sebar pengguna bahasa ini meskipun belum bisa dipastikan kelestariannya.

Fonologi

Dialek baku bahasa Jawa, yaitu yang didasarkan pada dialek Jawa Tengah, terutama dari sekitar kota Surakarta dan Yogyakarta memiliki fonem-fonem berikut:

Vokal:
Depan Tengah Belakang
i u
e ə o
(ɛ) (ɔ)
a

Konsonan:

Labial Dental Alveolar Retrofleks Palatal Velar Glotal
Letupan p b t d
ʈ ɖ tʃ dʒ k g ʔ
Frikatif s (ʂ) h
Likuida & semivokal w l r j
Sengau m n
(ɳ) ɲ ŋ

Perhatian: Fonem-fonem antara tanda kurung merupakan alofon. Catatan pembaca pakar bahasa Jawa: Dalam bahasa Jawa [a],[ɔ], dan [o] itu membedakan makna [baba?] 'luka'; [bɔbɔ?]'param' atau 'lobang', sikile di-bɔbɔ?i 'kakinya diberi param', lawange dibɔbɔ?i 'pintunya dilubangi'; dan [bobo?] 'tidur'. [warɔ?] 'rakus' sedang [wara?] 'badak'; [lɔr] 'utara' sedangkan [lar] 'sayap', [gəɖɔŋ?] 'gedung' sedangkan [gəɖaŋ?] 'pisang; [cɔrɔ]'cara' sedang [coro] 'kecoak', [lɔrɔ]'sakit' sedang [loro] 'dua', dan [pɔlɔ] 'pala/rempah-rempah' sedang [polo] 'otak'. Dengan demikian, bunyi [ɔ] itu bukan alofon [a] ataupun alofon [o] melainkan fonem tersendiri.
Sugengrawuh atau "Selamat datang" yang ditulis menggunakan aksara Jawa

Penjelasan Vokal:

Tekanan kata (stress) direalisasikan pada suku kata kedua dari belakang, kecuali apabila sukukata memiliki sebuah pepet sebagai vokal. Pada kasus seperti ini, tekanan kata jatuh pada sukukata terakhir, meskipun sukukata terakhir juga memuat pepet. Apabila sebuah kata sudah diimbuhi dengan afiks, tekanan kata tetap mengikuti tekanan kata kata dasar. Contoh: /jaran/ (kuda) dilafazkan sebagai [j'aran] dan /pajaranan/ (tempat kuda) dilafazkan sebagai [paj'aranan].

Semua vokal kecuali /ə/, memiliki alofon. Fonem /a/ pada posisi tertutup dilafazkan sebagai [a], namun pada posisi terbuka sebagai [ɔ]. Contoh: /lara/ (sakit) dilafazkan sebagai [l'ɔrɔ], tetapi /larane/ (sakitnya) dilafazkan sebagai [l'arane]

Fonem /i/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [i] namun pada posisi tertutup lafaznya kurang lebih mirip [e]. Contoh: /panci/ dilafazkan sebagai [p'aɲci] , tetapi /kancil/ kurang lebih dilafazkan sebagai [k'aɲcel].

Fonem /u/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [u] namun pada posisi tertutup lafaznya kurang lebih mirip [o]. Contoh: /wulu/ (bulu) dilafazkan sebagai [w'ulu] , tetapi /ʈuyul/ (tuyul) kurang lebih dilafazkan sebagai [ʈ'uyol].

Fonem /e/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [e] namun pada posisi tertutup sebagai [ɛ]. Contoh: /lele/ dilafazkan sebagai [l'ele] , tetapi /bebek/ dilafazkan sebagai [b'ɛbɛʔ].

Fonem /o/ pada posisi terbuka dilafazkan sebagai [o] namun pada posisi tertutup sebagai [ɔ]. Contoh: /loro/ dilafazkan sebagai [l'oro] , tetapi /boloŋ/ dilafazkan sebagai [b'ɔlɔŋ].

Penjelasan Konsonan:

Fonem /k/ memiliki sebuah alofon. Pada posisi terakhir, dilafazkan sebagai [ʔ]. Sedangkan pada posisi tengah dan awal tetap sebagai [k].

Fonem /n/ memiliki dua alofon. Pada posisi awal atau tengah apabila berada di depan fonem eksplosiva palatal atau retrofleks, maka fonem sengau ini akan berubah sesuai menjadi fonem homorgan. Kemudian apabila fonem /n/ mengikuti sebuah /r/, maka akan menjadi [ɳ] (fonem sengau retrofleks). Contoh: /panjaŋ/ dilafazkan sebagai [p'aɲjaŋ], lalu /anɖap/ dilafazkan sebagai [ʔ'aɳɖap]. Kata /warna/ dilafazkan sebagai [w'arɳɔ].

Fonem /s/ memiliki satu alofon. Apabila /s/ mengikuti fonem /r/ atau berada di depan fonem eksplosiva retrofleks, maka akan direalisasikan sebagai [ʂ]. Contoh: /warsa/ dilafazkan sebagai [w'arʂɔ], lalu /esʈi/ dilafazkan sebagai [ʔ'eʂʈi].

Fonotaktik

Dalam bahasa Jawa baku, sebuah sukukata bisa memiliki bentuk seperti berikut: (n)-K1-(l)-V-K2.

Artinya ialah Sebagai berikut:

* (n) adalah fonem sengau homorgan.
* K1 adalah konsonan eksplosiva ata likuida.
* (l) adalah likuida yaitu /r/ atau /l/, namun hanya bisa muncul kalau K1 berbentuk eksplosiva.
* V adalah semua vokal. Tetapi apabila K2 tidak ada maka fonem /ə/ tidak bisa berada pada posisi ini.
* K2 adalah semua konsonan kecuali eksplosiva palatal dan retrofleks; /c/, /j/, /ʈ/, dan /ɖ/.

Contoh:

* a
* an
* pan
* prang
* njlen

[sunting] Tata Bahasa

Tata Bahasa Jawa

Variasi dalam bahasa Jawa

Klasifikasi berdasarkan dialek geografi mengacu kepada pendapat E.M. Uhlenbeck (1964) [1]. Peneliti lain seperti W.J.S. Poerwadarminta dan Hatley memiliki pendapat yang berbeda.[rujukan?]

Kelompok Barat

1. dialek Banten
2. dialek Cirebon
3. dialek Tegal
4. dialek Banyumasan
5. dialek Bumiayu (peralihan Tegal dan Banyumas)

Tiga dialek terakhir biasa disebut Dialek Banyumasan.

Kelompok Tengah

1. dialek Pekalongan
2. dialek Kedu
3. dialek Bagelen
4. dialek Semarang
5. dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak, Kudus, Pati)
6. dialek Blora
7. dialek Surakarta
8. dialek Yogyakarta
9. dialek Madiun

Kelompok kedua ini dikenal sebagai bahasa Jawa Tengahan atau Mataraman. Dialek Surakarta dan Yogyakarta menjadi acuan baku bagi pemakaian resmi bahasa Jawa (bahasa Jawa Baku).

Kelompok Timur

1. dialek Pantura Jawa Timur (Tuban, Bojonegoro)
2. dialek Surabaya
3. dialek Malang
4. dialek Jombang
5. dialek Tengger
6. dialek Banyuwangi (atau disebut Bahasa Osing)

Kelompok ketiga ini dikenal sebagai bahasa Jawa Wetanan (Timur).

(undhak-undhuk basa)

Bahasa Jawa mengenal undhak-undhuk basa dan menjadi bagian integral dalam tata krama (etiket) masyarakat Jawa dalam berbahasa. Dialek Surakarta biasanya menjadi rujukan dalam hal ini. Bahasa Jawa bukan satu-satunya bahasa yang mengenal hal ini karena beberapa bahasa Austronesia lain dan bahasa-bahasa Asia Timur seperti bahasa Korea dan bahasa Jepang juga mengenal hal semacam ini. Dalam sosiolinguistik, undhak-undhuk merupakan salah satu bentuk register.

Terdapat tiga bentuk utama variasi, yaitu ngoko ("kasar"), madya ("biasa"), dan krama ("halus"). Di antara masing-masing bentuk ini terdapat bentuk "penghormatan" (ngajengake, honorific) dan "perendahan" (ngasorake, humilific). Seseorang dapat berubah-ubah registernya pada suatu saat tergantung status yang bersangkutan dan lawan bicara. Status bisa ditentukan oleh usia, posisi sosial, atau hal-hal lain. Seorang anak yang bercakap-cakap dengan sebayanya akan berbicara dengan varian ngoko, namun ketika bercakap dengan orang tuanya akan menggunakan krama andhap dan krama inggil. Sistem semacam ini terutama dipakai di Surakarta, Yogyakarta, dan Madiun. Dialek lainnya cenderung kurang memegang erat tata-tertib berbahasa semacam ini.

Sebagai tambahan, terdapat bentuk bagongan dan kedhaton, yang keduanya hanya dipakai sebagai bahasa pengantar di lingkungan keraton. Dengan demikian, dikenal bentuk-bentuk ngoko lugu, ngoko andhap, madhya, madhyantara, krama, krama inggil, bagongan, kedhaton.

Di bawah ini disajikan contoh sebuah kalimat dalam beberapa gaya bahasa yang berbeda-beda ini.

* Bahasa Indonesia: "Maaf, saya mau tanya rumah Kak Budi itu, di mana?"

1. Ngoko kasar: “Eh, aku arep takon, omahé Budi kuwi, nèng*ndi?’
2. Ngoko alus: “Aku nyuwun pirsa, dalemé mas Budi kuwi, nèng endi?”
3. Ngoko meninggikan diri sendiri: “Aku kersa ndangu, omahé mas Budi kuwi, nèng ndi?” (ini dianggap salah oleh sebagian besar penutur bahasa Jawa karena menggunakan leksikon krama inggil untuk diri sendiri)
4. Madya: “Nuwun sèwu, kula ajeng tanglet, griyané mas Budi niku, teng pundi?” (ini krama desa (substandar))
5. Madya alus: “Nuwun sèwu, kula ajeng tanglet, dalemé mas Budi niku, teng pundi?” (ini juga termasuk krama desa (krama substandar))
6. Krama andhap: “Nuwun sèwu, dalem badhé nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi?” (dalem itu sebenarnya pronomina persona kedua, kagungan dalem 'kepunyaanmu'. Jadi ini termasuk tuturan krama yang salah alias krama desa)
7. Krama lugu: “Nuwun sewu, kula badhé takèn, griyanipun mas Budi punika, wonten pundi?”
8. Krama alus “Nuwun sewu, kula badhe nyuwun pirsa, dalemipun mas Budi punika, wonten pundi?”

*nèng adalah bentuk percakapan sehari-hari dan merupakan kependekan dari bentuk baku ana ing yang disingkat menjadi (a)nêng.

Dengan memakai kata-kata yang berbeda dalam sebuah kalimat yang secara tatabahasa berarti sama, seseorang bisa mengungkapkan status sosialnya terhadap lawan bicaranya dan juga terhadap yang dibicarakan. Walaupun demikian, tidak semua penutur bahasa Jawa mengenal semuanya register itu. Biasanya mereka hanya mengenal ngoko dan sejenis madya.

Bilangan dalam bahasa Jawa

Bila dibandingkan dengan bahasa Melayu atau Indonesia, bahasa Jawa memiliki sistem bilangan yang agak rumit.
Bahasa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kuna sa rwa telu pat lima enem pitu walu sanga sapuluh
Kawi eka dwi tri catur panca sad sapta asta nawa dasa
Krama setunggal kalih tiga sekawan gangsal enem pitu wolu sanga sedasa
Ngoko siji loro telu papat lima enem pitu wolu sanga sepuluh
Angka Ngoko Krama
11 sewelas setunggal welas (sewelas)
12 rolas kalih welas
13 telulas tiga welas
14 patbelas sekawan welas
15 limalas gangsal welas
16 nembelas enem welas
17 pitulas pitulas
18 wolulas wolulas
19 sangalas sangalas
20 rong puluh kalih dasa
21 selikur selikur/kalih dasa setunggal
22 rolikur kalih likur
23 telulikur tigang likur
24 patlikur sekawan likur
25 selawé selangkung
26 nemlikur nemlikur
30 telung puluh tigang dasa
31 telung puluh siji tigang dasa setunggal
32 telung puluh loro tigang dasa kalih
40 patang puluh sekawan dasa
41 patang puluh siji sekawan dasa setunggal
42 patang puluh loro sekawan dasa kalih
50 sèket sèket
51 sèket siji sèket setunggal
52 sèket loro sèket kalih
60 swidak swidak
61 swidak siji swidak setunggal
62 swidak loro swidak kalih
70 pitung puluh pitu dasa
80 wolung puluh wolu dasa
90 sangang puluh sanga dasa
100 satus setunggal atus
101 satus siji setunggal atus setunggal
102 satus loro setunggal atus kalih
120 satus rong puluh setunggal atus kalih dasa
121 satus selikur setunggal atus kalih dasa setunggal
200 rong atus kalih atus
500 limang atus gangsal atus
1.000 sèwu setunggal èwu
1.001 sèwu siji setunggal èwu setunggal
1.002 sèwu loro setunggal èwu kalih
1.500 sèwu limang atus setunggal èwu gangsal atus
1.520 sèwu limang atus rong puluh setunggal èwu gangsal atus kalih dasa
1.550 sèwu limang atus sèket setunggal èwu gangsal atus sèket
1.551 sèwu limang atus sèket siji setunggal èwu gangsal atus sèket setunggal
2.000 rong èwu kalih èwu
5.000 limang èwu gangsal èwu
10.000 sepuluh èwu sedasa èwu
100.000 satus èwu setunggal atus èwu
500.000 limang atus èwu gangsal atus èwu
1.000.000 sayuta setunggal yuta
1.562.155 sayuta limang atus swidak loro èwu satus sèket lima setunggal yuta gangsal atus swidak kalih èwu setunggal atus sèket gangsal

Fraksi

* 1/2 setengah, separo, sepalih (Krama)
* 1/4 saprapat, seprasekawan (Krama)
* 3/4 telung prapat, tigang prasekawan (Krama)
* 1,5 karo tengah, kalih tengah (Krama)

Tanda-Tanda Kiamat [Turunnya Imam Mahdi dan 'Isa al-Masih]

Sebelum anda meneruskan bacaan anda ini saya ingatkan kepada anda yang Muslim namun tidak terbiasa dengan gaya penjabaran ayat-ayat Qur'an secara ilmiah untuk segera memalingkan situs anda dari sini karena dalam penulisan ini saya akan mempergunakan tafsiran yang lebih moderat daripada apa yang pernah anda baca.
Rasulullah Muhammad Saw al-Amin sang Paraclete telah bersabda:
"Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga matahari terbit dari arah barat. Maka apabila matahari sudah terbit dari arah barat, lalu para manusiapun akan beriman seluruhnya. Tetapi kelakuan mereka yang demikian pada waktu itu sudah tidak berguna lagi, keimanan seseorang yang belum pernah beriman sebelum peristiwa tersebut atau memang belum pernah berbuat kebaikan dengan keimanan yang sudah dimilikinya itu."(Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah)
Hadist diatas, menceritakan salah satu tanda-tanda dari sudah mendekatnya hari kiamah, hari dimana pengadilan Allah akan segera berlaku bagi para makhluk-Nya. Hari dimana semua makhluk bernyawa akan diminta pertanggungan jawab atas seluruh perbuatan yang pernah dilakukan selama hidupnya.

Berkaitan erat dengan hadist diatas kita bisa melihat dalam sabda Rasul dalam tiga buah hadistnya yang lain :
"Tiada seorang Nabi-pun yang diutus Allah, melainkan Nabi tersebut akan menakut-nakuti kepada umatnya perkara Dajjal. Dajjal itu akan keluar kepada kamu semua, kemudian tidak samar-samar lagi bagimu semua akan hal-ihwalnya dan tidak samar-samar untukmu semua, bahwa Tuhanmu itu tidak bermata sebelah. Sesungguhnya Dajjal itu bermata sebelah yang tidak dapat digunakan yang sebelah kanannya, seolah-olah matanya itu menonjol kemuka."<span>(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)"Demi dzat yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, niscaya, sudah amat dekat sekali saat turunnya 'Isa putra Maryam dikalangan kamu semua yang bertindak sebagai seorang hakim yang adil. Dia akan memecahkan semua kayu salib dan membunuh babi."<span>(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)</span>
"al-Mahdi akan muncul dari ummatku, Tuhan akan menurunkan hujan untuk manusia, ummat akan merasa senang, ternak hidup (dengan aman), dan bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya dan harta akan diberikan dengan merata."(Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dan al-Hakim dari Abu Sa'id r.a)
Hadist-hadist diatas menurut hemat penulis, tidak bisa kita tafsirkan sambil lalu saja, disaat-saat seperti sekarang ini, mungkin kita bisa sama-sama memberikan pemahaman dan makna yang baru terhadapnya sesuai dengan situasi dan kondisi jaman yang berlaku.
Nabi Muhammad Saw menceritakan bahwa kiamat itu sudah sangat dekat, dan beliau Saw juga telah memberikan beberapa nubuat mengenai tanda-tanda semakin mendekatnya hari tersebut, dan dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas 4 diantaranya terlebih dahulu.

  1. Terbitnya matahari dari arah barat
  2. Keluarnya al-Masih Dajjal
  3. Turunnya 'Isa al-Masih putera Maryam
  4. Datangnya al-Mahdi
Bahwa dalam semua jaman yang telah berlalu kita mengenal terbitnya matahari yang terlihat oleh manusia setiap paginya selalu dari arah timur, matahari merupakan satu sumber energi yang bisa menerangi bumi dari kegelapan, membangkitkan pertumbuhan makhluk-makhluk hidup baik itu manusia, hewan hingga tumbuh-tumbuhan atau mungkin pula didalamnya termasuk makhluk-makhluk halus sebangsa Jin.
Matahari dalam kaitan dengan Hadist diatas memiliki kesamaan dengan ajaran agama yang membimbing manusia dari jalan kesesatan, kegelapan pandangan maupun pemikiran kearah pencerahan, kearah hidayah atau cahaya kebenaran.
Agama yang mampu membangkitkan pertumbuhan makhluk hidup, membina mental dan spiritual agar dapat berperan aktif didalam menjalankan roda kehidupan diatas dunia sebagai satu tugas yang diembankan oleh sang Pencipta, menjadi Khalifah dibumi.
Matahari yang selama ini terbit dari arah Timur bisa kita tafsirkan sebagai munculnya ajaran-ajaran Allah yang mempengaruhi umat manusia dari sebagian besar bagian timur dunia seperti tanah Yerusalem, Palestina hingga semenanjung Arabia.
Cahaya Allah sebagaimana yang pernah disinggung oleh Nabi Musa dalam kitab Ulangan 33:2, telah pernah terbit dari pegunungan Sinai, Seir dan pegunungan Paran didalam kawasan Timur Tengah.
Ajaran yang berisikan petunjuk, pembimbing serta pencerahan kepada manusia untuk menjadi pedoman hidupnya bergerak dan berputar, muncul tenggelam sebagaimana cahaya matahari yang terkadang tampak maupun terhalang.
Ajaran para Nabi yang telah begitu banyak pudar karena nafsu keserakahan manusia terhadap dunia dan emosi yang mendorong rasa fanatisme berlebihan terkadang lebih banyak membuat ajaran-ajaran kebenaran itu terpuruk, terpecah dan berkesan membingungkan.
Arah perpindahan terbitnya matahari dari timur kebarat didalam sabda Nabi Muhammad Saw diatas bisa juga kita berikan penafsiran bahwa cahaya kemenangan Islam, kebangkitan Islam akan muncul dari negeri-negeri Barat.
Negeri-negeri yang kita kenal memiliki pengikut mayoritas penyembah berhala dan pendewaan terhadap manusia yang didalam kacamata orang-orang terdahulu adalah sangat mustahil bisa terjadi justru akan menjadi cikal-bakal bersinarnya kembali Islam keseantero dunia.
Sebagaimana yang kita ketahui, merupakan satu kenyataan yang tidak terbantahkan bahwa jumlah pengunjung gereja diberbagai negeri-negeri dibarat semakin menunjukkan prosentasi yang menurun, padahal dinegeri-negeri tersebut berbagai sarana telah melimpah-limpah untuk menjadi seorang Nasrani sejati.
Orang-orang Eropa dan Barat sudak tidak dapat diharap lagi untuk menjadi bumi yang subur bagi perkembangan ajaran Nasrani, yang dewasa inipun telah menjadi hanya seperti adat, bukan sebagai suatu ajaran agama yang harus dimengerti dan disadari secara jelas.
Begitulah tampaknya ajaran Nasrani telah dan akan kehilangan tempat berpijak serta basis yang amat kuat dan kaya raya karena umumnya orang-orang disana telah mampu bersikap kritis dan mau terbuka terhadap akal pikirannya mengenai kebenaran yang ditunjang oleh penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern.
Negeri-negeri yang dahulunya merupakan ajang kebiadaban dunia, penuh sentimen ras, pendeskreditan wanita dan lokalisasi kemaksiatan lainnya kini telah berubah menjadi satu negeri yang memiliki tim ahli, memiliki orang-orang pandai, peneliti dan segudang ilmuwan yang kelak akan menghantarkan mereka dan umat Islam lainnya kepada kebenaran ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw hampir 15 abad yang silam.
Dari sejarah kita ketahui bahwa sekian banyak para ahli dari bidang Astronomi, Geologi, Kedokteran, Biologi dan seterusnya yang berasal dari negeri barat menemukan fakta-fakta kevalidan al-Qur'an yang tidak mungkin bisa ditulis dan dikarang oleh seorang anak manusia ditengah gurun pasir yang hampa ilmu pengetahuan terhadap tantangan dunia ilmiah abad 20-an.
Pencerahan yang diberikan Allah terhadap para penduduk dinegeri barat ditamsilkan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai munculnya matahari dari arah barat yang akan menyinari bumi kepada keterangan, kepada cahaya kebenaran yang berlandaskan wahyu dan ilmu pengetahuan.
Saat itulah orang-orang akan menyadari bahwa betapa mereka selama ini sebenarnya sudah terlalu jauh mengadakan penyimpangan-penyimpangan dari ajaran para Nabi dan mereka bermaksud untuk kembali kepada ajaran Islam yang hakiki, Islam yang dianut oleh Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Musa, Nabi 'Isa dan Nabi Muhammad Saw.
Namun Rasul menggambarkan bahwa saat itu sudah akan sangat terlambat bagi mereka untuk menyadari kebenaran itu, kebiasaan yang sudah mengurat akar didalam hati dan keyakinan mereka selama ini telah membuat kebanyakan dari mereka bingung dan memakan buah simalakama. Tidak mudah untuk membunuh pemahaman dan doktrin-doktrin yang melekat didalam diri mereka sejak dari anak-anak.
Hal ini telah difirmankan oleh Allah didalam al-Qur'an :
"Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan isi Neraka itu beberapa banyak dari Jin dan Manusia, yang mempunyai hati tetapi tidak untuk mengerti dengannya, mempunyai mata tidak untuk melihat dengannya dan mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk mendengarkan; mereka itu seperti binatang, malah mereka lebih sesat."<span>(Qs. al-A'raaf 7:179)</span>
Bahkan didalam kitab Bible sendiri kita dapati pernyataan 'Isa al-Masih :
"Sekalipun melihat, mereka tidak melihat. Sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti."(Matius 13:13)
Hal ikhwal Hadist Nabi mengenai perpindahan arah sang matahari dari arah terbitnya yang di Timur menjadi ke wilayah Barat disambung dengan kemunculan raja angkara murka yang disebut Dajjal yang akan menimbulkan huru-hara diatas dunia.
Dajjal merupakan satu lambang kejahatan yang akan melanda setiap jamannya sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw bahwa semua Nabi terdahulu-pun telah mengingatkan umatnya akan keberadaan dan ulah Dajjal-dajjal yang merusak.
Dajjal digambarkan oleh Rasulullah Muhammad Saw sebagai satu perwujudan yang hanya bisa memandang dengan sebelah mata adalah sebuah bentuk dari kezoliman, ke-egoisan, keculasan serta kepicikan yang akan melanda umat manusia.
Dalam satu Hadistnya, Rasul menjelaskan perihal Dajjal ini secara lebih luas :
"Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan bersamanya adalah air dan api; maka apa-apa yang dilihat oleh orang banyak sebagai air, sebenarnya adalah api yang membakar, sedangkan apa yang dilihat oleh orang banyak sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang bertemu dengannya, hendaklah menjatuhkan dirinya kedalam apa yang dilihatnya sebagai api itu, sebab sesungguhnya yang ini adalah air yang tawar dan nyaman."(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Hadist diatas memberikan refleksi kepada kita, betapa akan datang suatu masa dimana orang yang berpegang pada kebenaran akan dianggap telah berhadapan dengan sesuatu yang menggerahkan, sesuatu yang membakar dan dapat menghanguskan.
Suatu jaman dimana fitnah merajalela, kebenaran bisa dibeli, hal yang putih bisa dibalikkan menjadi hitam dan begitupun sebaliknya, abad dimana perzinahan telah dianggap biasa, wanita telah memakai pakaian namun tidak ubahnya seperti telanjang, perampokan, pembunuhan serta makar dianggap sesuatu yang biasa, sebaliknya mereka yang giat menekuni ilmu-ilmu agama, mereka yang sholat dan mengadakan pengajian maupun tablig keagamaan malah dianggap sesuatu yang lucu dan kekanak-kanakan malah tidak jarang dicap sebagai orang-orang fundamentalis dalam konotasi negatif.
Pada saat itu Nabi menyarankan agar orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetap beristiqomah, memiliki pendirian yang mantap dan tegas didalam berakidah, beramaliah serta beragama sebab hal itu akan menghantarkan mereka kepada jalan Allah yang lurus, menjadi hamba-hamba Allah yang bertaqwa yang syurga dan kenikmatan Allah telah menantikannya.
Berpindahnya kebesaran Islam dari Timur ke Barat yang dilambangkan oleh Rasul sebagai perpindahan arah terbit matahari akan disusul dengan kemunculan orang-orang yang berlaku sombong, picik dan culas yang disymbolkan sebagai Dajjal yang berusaha menjatuhkan ajaran Allah yang haq akan diikuti dengan munculnya kembali sosok 'Isa al-Masih dan al-Mahdi yang bahu membahu didalam menumpas kebatilan dan keberadaan Dajjal.
Kehadiran 'Isa al-Masih pada periode akhir jaman bisa merupakan satu makna figuratif atau kiasan dari pemahaman dan kesadaran manusia terhadap ajaran 'Isa al-Masih yang hakiki, pengajaran yang tidak pernah menyimpang dari hukum Nabi-nabi sebelumnya dan mempunyai satu relevansi yang erat sekali terhadap pengajaran Nabi Muhammad Saw yang datang setelah berakhirnya masa kenabian 'Isa al-Masih kepada Bani Israil sekitar 600 tahun sebelum diutusnya sang Paraclete agung itu.
Kita lihat dari kacamata sejarah, betapa banyaknya Ahli Kitab yang mulai merenungi ajaran agamanya dengan membuka pintu objektivitas dan keterbukaan atas doktrin-doktrin yang ada didalam kitab sucinya.
Berapa banyak para pemikir dan cendikiawan Nasrani mulai tidak bisa menerima perbedaan pemahaman antara pengajaran 'Isa yang sejati dengan yang mereka hadapi didalam dakwahan gereja yang bersumberkan kepada Paulus, inilah salah satu bentuk penafsiran bahwa kehadiran 'Isa al-Masih tersebut akan mematahkan kepercayaan akan penyaliban dan kematiannya serta menghilangkan kebiasaan memakan babi.
Beragam studi dan perbandingan telah dilakukan dalam kalangan Yahudi dan Nasrani untuk mendapatkan nilai kebenaran yang sesungguhnya, dan kebanyakan dari mereka akhirnya beralih untuk mengedepankan kelimuwanan dan kecendikiawanan masing-masing didalam menelaah dan mengkaji hingga rata-rata dari mereka akan sampai pada satu titik pemberhentian kepada ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw.
Munculnya pemahaman Saksi Yehovah, Kaum Essenes serta ditemukannya gulungan laut mati yang lebih dikenal dengan sebutan Dead Sea Scroll didalam gua Qumran adalah salah satu contoh kecil dari kembalinya ajaran Nabi 'Isa al-Masih putera Maryam.
Kita lihat dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda :
"Segolongan ummatku akan selalu berperang membela kebenaran, sehingga turunlah 'Isa ibn Maryam pada saat fajar terbit di Baitul-Maqdis (Palestina). Ia turun pada al-Mahdi, maka dikatakan: "Majulah hai Nabi Allah! dan salatlah bersama kami." Maka ia berkata: "Ummat ini menjadi pemimpin (amir) sebagian yang satu pada sebagian yang lain." (Diriwayatkan oleh Ibn Amr ad-Dani dari Jabir ibn 'Abdillah)
Umat Muhammad Saw senantiasa berhadapan dengan orang-orang yang ingin melepaskan mereka dari keyakinan dan keteguhan akidahnya yang umumnya disebabkan oleh mereka-mereka yang menganut ajaran Nasrani (baca: Kristenisasi), sebagai suatu pertolongan dari Allah terhadap orang-orang yang beriman ini yaitu dengan dikembalikannya kebenaran yang pernah disampaikan oleh 'isa al-Masih yang merupakan dasar dan tokoh utama yang menjadi panutan kaum Masehi.
Kehadiran risalah 'Isa yang sejati ini bertepatan disaat terbit fajar dari Baitul Maqdis, yaitu mulai tercerahkannya orang-orang cendikiawan dan ahli kitab akan kesalahan keyakinan yang telah mereka anut selama ini.
Waktu terbit fajar adalah saat dimana matahari mulai muncul menyinari bumi, yaitu dikala kesadaran mulai menyelimuti para penganut kitab Bible terhadap kandungan-kandungan yang ada didalamnya dan berganti dengan memahami kandungan ajaran Muhammad Saw.
Tampilnya keberadaan 'Isa al-Masih ini menurut Hadist Nabi diatas akan turun kepada al-Mahdi, sebelum kita berbicara mengenai hal ini, mari terlebih dahulu kita mengerti apa yang dimaksud dengan al-Mahdi itu sendiri.
Kata al-Mahdi sering dipasangkan oleh orang dengan perkataan Imam yang berarti Pemimpin, jadi bila disebut sebagai Imam al-Mahdi (baca: Imam Mahdi) maka berarti orang atau pemimpin yang telah mendapat hidayah atau petunjuk dari Allah.
Dengan demikian bisalah kita tarik garis lurus pengertian ini dengan kriteria apa yang disebut al-Qur'an terhadap orang yang telah mendapatkan petunjuk Allah ini :
"Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan."(Qs. Al-An'am 6:88)
Berdasarkan ayat diatas terdapatlah kesimpulan, bahwa siapapun bisa menjadi al-Mahdi. Karena petunjuk dan bimbingan dari Allah itu bisa ada pada manusia manapun diantara hamba-hambaNya yang dikehendaki oleh Allah sendiri tanpa mesti terikat dengan satu individu tertentu.
Ayat diatas tidak menunjukkan pengecualian petunjuk dan bimbingan Allah itu hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman saja, sebab keadilan Allah itu tidak terbataskan dan sangat susah untuk bisa kita tebak.
Dalam bukunya yang berjudul Islam Aktual, Jalaludin Rakhmat meriwayatkan bahwa Khalifah Ali bin Abu Thalib ra pernah berkata : "Hikmah itu barang berharga yang hilang dari seorang Mukmin, karena itu, dimanapun orang Mukmin menemukan hikmah, maka harus memungutnya. Ambillah hikmah itu walaupun dari orang munafik!"
Begitupun Nabi Muhammad Saw sendiri pernah bersabda :
Khudzil hikmah wa la yadhurruka min ayyi wia-in kharajat."<span>Ambillah hikmah dan jangan merisaukan kamu darimana hikmah itu keluar."
Jadi bisa saja seorang yang kafir mendapatkan bimbingan oleh Allah dalam hal ilmu duniawi, akan tetapi dia hampa dari bimbingan Allah untuk ilmu akhirat. Sebaliknya melalui tangan-tangan orang-orang kafir inilah Allah membuktikan kebesaran-Nya sekaligus mengajarkan kepada kaum Muslimin atas kebenaran risalah Rasul-Nya.
Sebagaimana bunyi dari bagian terakhir ayat tersebut : "Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan."
Ini merupakan penerangan kepada kita, bahwa cendikiawan manapun itu dan berasal dari agama apapun dia tidak menutup kemungkinan bagi Allah untuk membagikan ilmu dunia-Nya kepada mereka, untuk berlaku sebagai al-Mahdi, sebagai orang yang dibimbing Allah.
Akan tetapi jika dalam urusan ke-Tuhanan al-Mahdi ini berlaku ingkar, berlaku menyekutukan Allah terhadap yang lain maka seluruh ilmu dan bimbingan yang diberikan oleh Allah untuknya tidak akan memberikan pengaruh apa-apa bagi kehidupan akhiratnya kelak.
Dan berdasarkan Hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Amr ad-Dani dari Jabir ibn 'Abdillah yang telah kita kutip diatas, bahwa 'Isa al-Masih akan turun kepada al-Mahdi adalah satu perwujudan dari kembalinya ajaran 'Isa yang sejati kepada orang-orang yang telah dibimbing oleh Allah dalam urusan agama yang tidak akan menyalahi satu titikpun terhadap apa-apa yang sudah diajarkan oleh Muhammad Saw.
Kita lihat kembali satu Hadist dibawah ini :
"Manusia akan keluar dari arah timur menyerahkan kekuasaan kepada al-Mahdi."<span>(Diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Tabrani dari 'Abdullah ibn Sa'id az-Zubaidi)</span>
Ini juga menjadi satu tambahan nubuat yang jelas, bahwa cahaya kebesaran Islam akan beralih kepada kaum cendikiawan dari negeri barat yang telah mendapatkan hidayah Allah untuk berakidahkan Islam.
Nabi Muhammad Saw memberikan tamsilan bahwa pada masa itu manusia akan keluar dari arah timur, yaitu dari arah umumnya matahari terbit setiap harinya kemudian menyerahkan kekuasaan kepada al-Mahdi yang memiliki pengertian tenggelamnya cendikiawan-cendikiawan Muslim dari asal kelahiran Islam kedalam perpecahan dan kebodohannya telah menghantarkan kemegahan dan kebenaran risalah Allah kepada orang-orang Barat.
Kita kenal orang-orang semacam Maurice Bucaille, Napoleon Bonaparte, Will Durant, Ahmad Deedat, Prof. Dr. Joe Leigh Simpson, Proffesor Moore, Thomas Muhammad Clayton, Thomas Irving, Dr. Umar Rolf Baron Ehrenfels, Sir Jalaludin Louder Brunton adalah sederetan kecil dari daftar nama-nama orang yang telah membuktikan kebenaran agama Allah yang berasal dari negeri Barat.
Dan kaum muslimin bersama 'Isa al-Masih akan bahu membahu bersama al-Mahdi didalam menumpas Dajjal, bahwa para pakar ilmu pengetahuan bersama-sama dengan Ahli Kitab yang tercerahkan dan segenap kaum Muslimin akan mengadakan perlawanan terhadap para pembangkang agama, para pimpinan dan masyarakat dinegara zionis yang menawarkan racun dalam bentuk madu kepada masyarakat Islam, menjual neraka dengan nama syurga kepada orang-orang yang beriman.
Semoga kita semua dapat terhindar dari Dajjal-dajjal ini dan bersama mencerahkan kembali bumi Timur dengan ajaran Islam yang sejati, mengembalikan kebenaran dari ajaran 'Isa al-Masih yang telah diselewengkan, menjadi Mahdi-mahdi yang siap bertempur dijalan Allah dengan segenap jiwa, raga dan harta.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar."(Qs. al-Hujurat 49:15)


DIMANAKAH ALLAH? (Dalam tinjauan secara matematis)

”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanyaAku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohonkepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah merekaberiman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah (2) : 186)Dalam ayat di atas Allah menyatakan bahwa Dia dekat dengan hamba-Nya. Seberapadekatkah kita sebagai hamba Allah dengan-Nya ? Kadangkala timbul pertanyaan di dalamdiri kita tentang kedekatan Allah kepada hamba-Nya, seperti misalnya, Allah dekat kepadahamba-Nya katakan si A, tetapi Allah juga dekat dengan hamba-Nya yang lain, katakan si B,disamping itu Allah juga dekat dengan C, D, E, dan lainnya, padahal pada saat yang bersamaanantara A, B, C, D, E dan lainnya berada pada tempat yang saling berjauhan menurut ukuranmanusia. Lalu bagaimanakah hal itu bisa terjadi ?Seringkali jawaban yang kita peroleh adalah, ”Sudut pandang Allah jangan disamakandengan makhluk-Nya”, atau ada juga yang menjawab, ”Itu sudah terdapat di dalam Al Qur’an,kita tidak perlu tahu bagaimana itu terjadi tetapi kita harus meyakininya”. Jawaban-jawabanitu tidak salah, tetapi seringkali kita merasa balum puas bila belum membuktikan hal itusecara ’ilmiah’. Ilmiah dalam ukuran logika manusia. Nah pada kesempatan ini kita akanmencoba untuk sedikit bermain logika dengan menggunakan beberapa pengertian matematikaguna mengkaji hal tersebut.Sebelum melangkah lebih lanjut, kita perlu terlebih dulu mengenal beberapa pengertiandalam matematika, seperti ruang vektor, sub ruang, kombinasi linear, bebas linear, basis dandimensi. Disamping itu untuk melakukan pembuktian perlu juga kiranya pemahaman tentanginduksi matematika dan metrik (jarak).Definisi 1 Himpunan V disebut ruang vektor atas field F jika memenuhi :1. (V, ⊕) group komutatif terhadap penjumlahan vektor.2. (F, +, •) merupakan suatu field.3. Untuk setiap α, β ∈ F dan untuk setiap v1 , v2 ∈ V maka α • v1 ∈ V dan berlaku(a) (α + β) • v1 = (α • v1 ) ⊕ (β • v1 )(b) α • (v1 ⊕ v2 ) = (α • v1 ) ⊕ (α • v2 )(c) (αβ) • v1 = α(β • v1 )(d) 1 • v1 = v1Definisi 2 Diberikan V suatu ruang vektor atas field F . S ⊆ V merupakan sub ruang dari Vjika S juga merupakan ruang vektor atas field F .Definisi 3 Diberikan V ruang vektor atas field F . Misalkan A himpunan vektor-vektor. Him-punan [A] yaitu himpunan semua kombinasi linear vektor-vektor di A adalah koleksi semua jum-lahan berhingga dari bentuk : α1 v1 + α2 v2 + ... + αn vn dimana αi ∈ F dan vi ∈ A i = 1, 2, ..., n.Teorema 1 Jika V ruang vektor atas field F dan A ⊆ V , A = ∅, maka [A] subruang V .Definisi 4 Himpunan semua kombinasi linear dari sebarang himpunan vektor-vektor yang tidakkosong dari V adalah suatu ruang bagian dari V .1Definisi 5 Himpunan {v1 , v2 , ..., vn } disebut bebas linear jika persamaan α1 v1 + α2 v2 + ... +αn vn = 0 berakibat α1 = α2 = ... = αn = 0Teorema 2 Jika S himpunan bebas linear dan A ⊆ S maka A bebas linear.Definisi 6 Himpunan bebas linear maksimal dari V disebut basis dari V .Teorema 3 Diketahui : {v1 , v2 , ..., vn } suatu basis dari V . Jika v ∈ V maka v dapat dinyatakansecara tunggal dari kombinasi linear v1 , v2 , ..., vn .Teorema 4 Himpunan {v1 , v2 , ..., vn } basis V jika dan hanya jika1. {v1 , v2 , ..., vn } bebas linear2. {v1 , v2 , ..., vn } membangun VTeorema 5 (Teorema Grassman-Steinitz) Misal vektor-vektor x1 , x2 , ..., xs merupakan vektor-vektor yang bebas linear dalam ruang vektor V . Jika y1 , y2 , ..., yr merupakan pembangun V ,maka terdapat vektor-vektor yi , i = 1, 2, ..., r yang apabila perlu dengan menukar indeks berlakuy1 = x1 , y2 = x2 , ..., ys = xs , sehingga vektor-vektor x1 , x2 , ..., xs , ys+1 , ys+2 , ..., yr juga meru-pakan pembangun dari ruang vektor V .Akibat 1 Suatu sistem generator yang memuat n (maksimal) vektor bebas linear tak mungkinmembangun ruang vektor dengan dimensi lebih besar dari n.Definisi 7 Misal V suatu ruang vektor atas field F dan berdimensi hingga. Banyaknya vektordalam basis V disebut dimensi dari V dan dinotasikan : dim(V ).Teorema 6 Misal V ruang vektor berdimensi n. Sebarang himpunan vektor yang bebas lineardi V dapat diperluas menjadi basis di dalam rung vektor V .Dari pengertian-pengertian diatas kita dapat mengambil suatu hubungan (keterkaitan)antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain sebagai berikut :Setiap komponen yang terdapat di alam semesta ini tersusun atas vektor-vektor danskalar-skalar yang membentuk suatu ruang vektor, namakan V , atas suatu field, namakanF . Vektor-vektor dan skalar-skalar yang terdapat di dalam ruang vektor ini akan membentuksuatu kombinasi linear. Dari kombinasi linear ini dapat diketahui apakah vektor-vektor terse-but merupakan vektor-vektor yang bebas linear atau bergantung linear. Apabila himpunanvektor-vektor yang bebas linear itu ditambah satu vektor lagi menjadi bergantung linear makahimpunan vektor-vektor itu dikatakan bebas linear maksimal atau merupakan basis dari ru-ang vektor V atas field F . Banyaknya vektor yang membangun suatu basis disebut dengandimensi. Dari Teorema (6) dikatakan bahwa vektor-vektor yang bebas linear dari suatu ruangvektor dapat diperluas menjadi suatu basis dari ruang vektor tersebut.Misalkan V1 suatu ruang vektor atas field F yang berdimensi satu (dim(V1 ) = 1), maka V1hanya tersusun oleh satu vektor yang merupakan vektor basis, namakan v1 , ditulis {v1 } basis V1 .Misal V2 ruang vektor berdimensi dua atas field F yang memuat V1 , dengan {v1 , v2 } merupakanbasis V2 . Dari Definisi (2) jelas bahwa V1 merupakan sub ruang dari V2 dan basis dari V1 dapatdiperluas menjadi basis di dalam V2 (Teorema (6)). Dengan kata lain, ruang vektor berdimensisatu akan termuat di dalam suatu ruang vektor berdimensi dua. Ambil sebarang ruang vektorberdimensi tiga atas field F yang memuat V2 , namakan V3 , dengan {v1 , v2 , v3 } basis V3 . Jelasbahwa V2 merupakan sub ruang dari V3 dan basis dari V2 dapat diperluas menjadi basis dalamV3 . Dengan kata lain V2 termuat dalam V3 , jelas bahwa V1 juga termuat dalam V3 . Denganmenggunakan induksi matematika, hal itu berlaku untuk ruang vektor berdimensi k yaitu Vkatas field F , k = 1, 2, 3 maka pasti berlaku untuk k = n. Akan ditunjukkan hal itu berlakuuntuk k = n + 1. Untuk k = n maka {v1 , v2 , ..., vn } basis Vn . Ambil sebarang ruang vektorberdimensi n + 1 atas field F yang memuat Vn , namakan Vn+1 , maka terdapat vektor vn+12sehingga {v1 , v2 , ..., vn , vn+1 } merupakan basis dari Vn+1 . Dari Definisi (2) jelas bahwa Vn subruang dari Vn+1 . Karena Vn mempunyai n vektor basis yaitu {v1 , v2 , ..., vn }, maka {v1 , v2 , ..., vn }bebas linear sehingga Vn dapat diperluas menjadi basis Vn+1 . Dengan demikian terbukti V1termuat di dalam V2 . V2 termuat di dalam V3 , V3 termuat di dalam V4 , dan seterusnya sehinggaVn−1 termuat di dalam Vn . Dan telah dibuktikan Vn termuat di dalam Vn+1 . Berdasar induksimatematika, hal itu berlaku untuk setiap Vk , k = 1, 2, 3, ..., n − 1, n, n + 1, n + 2, ... Atau dengankata lain V1 ⊆ V2 ⊆ V3 ⊆ ... ⊆ Vn−1 ⊆ Vn ⊆ Vn+1 ⊆ ....Didefinisikan ρ(Vi , Vj ) adalah jarak Vi dan Vj , i ≤ j. Misalkan diambil ruang vektorberdimensi satu atas field F di atas yaitu V1 , karena V1 ⊆ V2 maka ρ(V1 , V2 ) = 0. Demikian pulaV2 ⊆ V3 maka ρ(V2 , V3 ) = 0, dan seterusnya sehingga untuk Vn−1 ⊆ Vn berakibat ρ(Vn−1 , Vn ) =0, dan untuk Vn ⊆ Vn+1 maka ρ(Vn , Vn+1 ) = 0, dan seterusnya. Sehingga dapat dikatakan untuksetiap ruang vektor Vi dan Vj atas field F dengan i ≤ j dan Vi ⊆ Vj berlaku ρ(Vi , Vj ) = 0.Dengan demikian terbukti apabila suatu ruang vektor berdimensi i termuat di dalam ruangvektor berdimensi j maka jarak antara Vi dan Vj adalah sama dengan nol.Dari uraian diatas marilah kita kaji lebih lanjut pernyataan Allah dalam QS Al Baqarah(2) : 186 di atas,”Aku adalah dekat”. Dari sekian banyak sifat Allah dua diantaranya adalahAl Kabiir (Maha Besar) dan Al Azhiim (Maha Agung). Karena Allah bersifat ”Maha” makakebesaran dan keagungan-Nya adalah lebih dari segala yang ada pada ciptaan-Nya. Demikianpula halnya dengan dimensi Allah, Allah menempati dan menguasai suatu ruang vektor dengandimensi yang Maha Besar pula. Sehingga dapat dikatakan Allah menempati dan menguasaisuatu Maha ruang vektor, dimana seluruh ruang vektor yang ada di alam semesta ini termuatdi dalam Maha ruang vektor tersebut. Atau dengan kata lain setiap ruang vektor dari ciptaanAllah, berapapun besar dimensinya akan selalu termuat di dalam Maha ruang vektor Allah. Se-hingga jarak antara ciptaan Allah yang merupakan komponen dari suatu ruang vektor, katakanberdimensi n dengan Allah adalah sama dengan nol. Oleh sebab itu maka Allah menyatakanbahwa Allah adalah dekat. Hal ini dikuatkan oleh firman Allah yang lain di dalam Al Qur’an:”Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan olehhatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (QS. Qaaf (50)